Posted by : Bayu Santoso
10 Januari 2014
Sekedar mengingatkan sejarah bangsa Indonesia, bahwa kita negara agraris yg hidup dari hasil alam kita. Di masa lampau masyarakat kita bahkan masyarakat dunia memulai suatu peradaban yg maju melalui hasil pertanian. Bermula dari berburu dan mengumpulkan makanan hingga akhirnya bercocok tanam. Kemudian akhirnya dari no maden hingga akhirnya menetap, dan menciptakan suatu peradaban akhirnya terciptalah suatu tatanan negara yang besar hingga saat ini. Semua itu berawal dari bercocok tanam!
Kembali ke masa lalu pada jaman kerajaan Nusantara dimana kerajaan yang paling terkenal saat itu adalah Kerajaan Majapahit. Kerajaan tersebut bertahan lebih dari 200 tahun lamanya apa yang membuat mereka begitu terkenal karena berhasil menguasai seluruh Nusantara di bawah panji Majapahit? Mereka membangun masyarakat agraris sebagai sumber dari penghasilan mereka. Kerajaan Majapahit berhasil membuat surplus dalam bidang pertanian komoditas utama mereka adalah beras. Selain berhasil menghidupi masyarakat, hasil pertanian beras juga menjadi komoditas ekspor yang mana pada saat itu merupakan komoditas Internasional. Berangkat dari situ mereka bisa memajukan armada perang mereka dan membeli barang-barang mewah dari luar negeri. Bayangkan! betapa hebat hasil pertanian kita saat itu.
Maju selangkah lagi setelah masa kerajaan Nusantara mulai mengalami kemunduran, kemudian di era kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia, berawal dari penjelajahan bangsa Eropa yang kemudian menemukan Indonesia. Kembali kita lihat yang membuat mereka tertarik untuk menguasai negeri kita adalah hasil pertanian. Awal mula mereka berdagang lama-lama mereka memiliki keinginan untuk menguasai. Kemudian bangsa kita dipaksa untuk bekerja dan hasil pertanian kita diambil oleh para penjajah untuk memakmurkan negeri mereka. Coba perhatikan bahwa betapa hebatnya hasil pertanian negeri kita ini hingga bisa menghidupi bangsa lain.
Dan akhirnya kita bisa merdeka tapi nyatanya sekarang kita kembali ke masa prasejarah. Mundur. Perekonomian kita sekarang layaknya berburu dan mengumpulkan makanan. Pemerintah memaksa kita untuk berburu makan ditempat-tempat yang menyediakan lapangan kerja kemudian kita kumpulkan makanan itu untuk investasi kita kelak. Dalam proses berburu dan mengumpulkan makanan tidak semua orang dapat menikmati hasilnya toh masih banyak orang yang tidak mendapat pekerjaan. Untuk menyikapinya pemerintah memberikan bantuan dana melalui lembaga jasa keuangan perbankan yang kebanyakan merupakan bank-bank swasta dengan keuntungan dari hasil pinjaman dimiliki oleh pihak swasta. Melalui sistem seperti ini bukannya malah menguntungkan negara tapi malah menguntungkan pihak swasta. Kita di dorong untuk berwirausaha akan tetapi ketika seorang pengusaha berhasil “mengumpulkan makanan” toh nantinya yang untung adalah pengusaha itu sendiri. Memang dari mereka yang sukses inilah menghasilkan lapangan pekerjaan. Tapi apakah semua mendapatkan hasilnya? Mencetak pengusaha-pengusaha hebat tidaklah salah itu cukup membuat kita jadi lebih produktif tapi tidak semua orang mampu seperti itu. Kemudian ketika banyak orang mampu “membeli” kebutuhan pangan merupakan indikasi kesuksesan negara kita dalam bidang ekonomi? saya pribadi menjawab tidak! Nyatanya hasil yang diperoleh adalah kita lebih banyak mengimpor atau lebih menjadi masyarakat yang konsumtif dan akhirnya malah merugikan negara kita sendiri. Ketika negara lain mampu memproduksi barang-barang berteknologi tinggi kita cuma bisa membeli. Lebih lanjut kita mengijinkan para produsen mendirikan industrinya di negara kita ini, pada akhirnya kita hanya bergantung dari pajak yang “hanya” beberapa persen saja dari penghasilan mereka.
Efeknya kemudian dengan berdirinya berbagai macam industri-industri yang apa lagi bukan milik bangsa kita sendiri akhirnya menggerus tanah kita, kemudian lahan-lahan kita yang subur ini menjadi bangunan yang mengakibatkan banyak kerusakan alam. Lahan untuk pertanian kemudian makin sempit hingga suatu saat kita hanya bisa membeli bahan makanan dari negara yang memiliki cadangan pangan melimpah. Semoga kita tidak mengalaminya. Kita telah dijajah secara ekonomi akibat kebijakan-kebijakan yang tidak menguntungkan untuk masyarakat dan keadaan alam kita.
Indonesia itu sudah selayaknya menjadi negara agraris, kita diberikan tanah subur sumber daya alam yang melimpah itu yang seharusnya membuat kita menjadi negara kaya. Bukan berharap selalu investasi modal swasta yang hanya mengandalkan pajak. Kita harus memulai kembali kehidupan bercocok tanam, kembali membuat pertanian kita diakui dimata dunia internasional. Ekonomi kita harus mulai bertumpu kepada hasil pertanian dan kekayaan alam kita. Pemerintah harus berani menginvestasikan segala modal dan daya upaya untuk memajukan sektor pertanian barulah nantinya kita berangkat ke sektor industri. Kutipan Lirik Koes Plus “tongkat kayu dan batu jadi tanaman” ini tanah surga bung!
Mulai sekarang seharusnya pemerintah mulai berbenah, industri-industri yang ada biarlah tetap bertahan kita serap ilmu serta sumber dayanya kita bisa belajar dari itu dan yang sukses diwajibkan menyokong yang belum mampu. Kemudian konsentrasikan segala kebijakan ekonomi yang bertumpu pada bidang pertanian. Kita belum terlambat untuk berubah kita masih punya tanah yang luas di negara kepulauan kita tercinta ini. Sebelum semua tergerus oleh bangunan. Kebijakan ekonomi yang berkaitan dengan pertanian harus mampu mendorong masyarakat untuk berusaha menjadi petani-petani handal hilangkan pemikiran kuno bahwa petani itu hanya untuk kelas bawah. Mulailah berpikir JADI PETANI ITU MULIA. Nantinya akan mampu memberi makan para pengusaha-pengusaha kita, lebih jauh lagi seluruh masyarakat kita. Jika kita pikirkan bukankah dengan majunya pertanian akan memberikan efek yang jauh lebih baik? Negara tidak hanya dapat mendapat keuntungan finansial dari hasil pertanian yang bisa kita ekspor ke luar negeri, secara otomatis negara akan membuat rakyat menjadi kenyang melalui hasil pangan kita yang berlimpah. Orang yang mampu membeli akan membeli hasil pangan kita sendiri, secara tidak langsung negara memberikan keseimbangan antara ekonomi sehingga memberi efek simbiosis mutualisme, petani kita mendapat uang, orang mampu mendapat pangan. Saling menguntungkan. Lebih lanjut negara mendapatkan keuntungan melalui pengelolaan pertanian yang kemudian dapat dikembangkan kesektor-sektor strategis seperti pengembangan iptek, pertahanan, industri otomotif,dsb. milik negara kita sendiri bukan milik swasta. menjadikan negara kita milik kita bukan milik orang lain negara kita harus mampu bergantung pada kemampuan kita sendiri, jika kita kuat asing pun tak mampu menjatuhkan kita. Di masa mendatang jika kita terus mempertahankan negara kita sebagai negara agraris kita akan menjadi pusat dunia. Karena pangan adalah segalanya, tanpa pangan orang-orang tidak akan mampu menciptakan teknologi seperti sekarang ini, karena pangan kita tenang. Saya berpendapat bahwa, orang yang makmur adalah orang yang perutnya kenyang.
Walau terlambat pemerintah saat ini sudah tepat untuk mencanangkan ketahanan pangan 2014, langkah selanjutnya adalah membuat pangan menjadi surplus. Saya berharap nantinya ketika era pasar bebas tahun 2015 negara kita sudah kembali menjadi negara agraris. Kekhawatiran terbesar adalah pada masa pasar bebas kita tak mampu menjual apa-apa karena kita terlalu sering bergantung pada orang lain. Panganlah harapan terbesar kita, Kita dikaruniai Tuhan negara yang subur dan kita harus mampu mengelolanya dengan baik. Jika diperlukan Negara harus mati-matian membangun SDM dan Infrastruktur yang baik agar kita benar-benar kembali menjadi Negara Agraris.
Semoga para pemegang kekuasaan di negara kita sadar akan pentingnya pangan dalam kehidupan ekonomi kita semua, tidak hanya melulu berpikir soal uang dan uang, berebut posisi. Ingatlah Majapahit runtuh karena perebutan kekuasaan, VOC jatuh karena korupsi para petinggi mereka, dan jangan lupa pihak luar punya andil dalam hancurnya mereka. Uang penting tapi bukan segalanya. Ingat sejarah bangsa kita dulu, lihat apa yang Tuhan berikan buat Negeri kita tercinta ini, sadarkan diri kita semua untuk berdiri dengan kaki kita sendiri jadi bangsa produktif bukan bangsa konsumtif. Mungkin para pemangku kekuasaan belum sadar, tapi setidaknya kita masyarakat yang harus memulai menyadarkan mereka, kita mungkin hanya kumpulan orang biasa yang “belum” bisa mengambil keputusan. Akan tetapi suatu saat ada salah satu dari kita yang berdiri di atas selalu ingat bahwa :
INDONESIA ITU NEGARA AGRARIS
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar