PERBEDAAN PENGGUNAAN HANDPHONE DI JEPANG
PERBEDAAN PENGGUNAAN HANDPHONE DI JEPANG
1. Tidak ditemukannya voucher isi ulang handphone
Jepang memakai prinsip pasca bayar (mirip telpon rumahan). Jadi ketika membeli handphone di Jepang sudah satu paket, yaitu ponsel itu beserta nomor ponsel. Mereka juga tidak mengenal sistem gonta-ganti SIM Card, karena biasanya SIM Card tersebut terpasang permanen di ponsel itu sendiri. Selanjutnya tinggal memikirkan biaya tagihan bulanan saja. Kalau di Indonesia mungkin mirip dengan Flexy kayaknya?. Dengan Sistem pasca bayar ini, tentu saja tidak menemukan konter pulsa di Jepang. Keuntungan sistem ini adalah, pencurian HP, jual beli HP bekas menjadi hal yang kagak umum disana. Karena HP yang sudah di blok nomernya oleh pemilik otomatis tidak bisa digunakan oleh orang lain.
2. Membeli Handpone berarti memilih Provider
Berbeda dengan Indonesia dimana orang akan biasa bertanya mengenai apa merek HP yang kita pakai? Apa kartu vouchernya?. Tapi justru orang Jepang akan langsung bertanya tentang provider (perusahaan pengelola jaringan HP) yang kita pakai, baru menjurus ke merk HP-nya. Ada 3 provider handphone terkenal di Jepang yakni Softbank, AU KDDI, dan NTT Docomo.
3. Pembeli Handphone diikat kontrak jual beli
Membeli HP di Jepang harus melalui beberapa prosedur dulu, karena mereka menganut system pasca bayar(kayak telpon rumah). Seperti mengisi formulir data diri, nomor rekening Bank, lalu menandatangani kontrak pemakaian Handphone tersebut. Keuntungan system ini adalah mempersempit ruang gerak kriminal, karena setiap nomor HP dapat dilacak kepemilikannya berdasar data kontrak tadi.
4. Tidak bisa untuk SMS
Percaya tidak percaya handphone di Jepang tidak bisa digunakan untuk SMS secara bebas. SMS hanya bisa dilakukan antar provider yang sama, misalnya antara provider Softbank dengan sesama pengguna provider Softbank. Sebagai gantinya mereka berkirim pesan menggunakan fitur E-Mail pada HP mereka. Caranya sama seperti berkirim SMS, hanya saja alamat nomor HP yang dituju diganti dengan alamat E-mail. Keuntungannya adalah tentu saja biayanya lebih murah dari SMS, karena menggunakan layanan internet untuk berkirim pesan melalui e-mail. Nama belakang e-mail merekapun adalah 3 provider besar diatas misal dari Povider Softbank, maka alamat e-mailnya menjadi xxxxx@softbank.ne.jp.
5. Harga Handphone Murah
Sebenarnya harga Handphone di Jepang murah, kerena telah disubsidi oleh Provider penjual HP yang bersangkutan. Apalagi jika kita ingin tukar tambah dengan HP Baru, tak jarang mereka memberi diskon sampai 30%, itu semua untuk menambah pelanggan dari provider yang bersangkutan.
6. Pindah Provider tidak perlu mengganti nomor
Dengan diberlakukannya system MNP(Mobile Number Portability) pada Oktober 2006, maka nomor ponsel lama masih bisa digunakan jika ingin pindah ke provider lain.
7. Apakah HP di Jepang bisa dipakai di Indonesia?
Jawabannya Tidak. Pertama, karena perbedaan system frekuensi atau gelombang yang dipakai, yakni GSM dan CDMA di Indonesia sedangkan WCDM di Jepang. Kedua, semua HP yang dipasarkan di Jepang dalam kondisi “dilock” oleh provider, jadi otomatis hanya bisa dipakai di Jepang saja. Meskipun kondisi “dilock” ini masih bisa diotak-atik dengan kondisi tertentu oleh para Hacker dengan keterampilan khusus serta ditunjang dengan chip khusus buatan para hacker tersebut.
SOURCE:
http:www.kaskus.us/showthreadread.php?t=10246381 (link dah mati)
http://www.livakara.com/2011/08/perbedaan-sistem-penggunaan-hp-di
Curug Cipendok
Curug Cipendok merupakan salah
satu diantara air terjun yang ada di Kabupaten Banyumas dengan
ketinggian 95 meter yang didukung keindahan alam sekitar berupa hutan
produksi dan hutan lindung , serta menara pandang yang dapat melihat
pemandangan Kota Purwokerto "cuaca cerah".
Pesona Curug Cipendok terlihat lebih menarik karena masih sangat
alamiah. Di bawahnya terdapat danau kecil yang biasa dijadikan tempat
mandi oleh para wisatawan.
Terletak di Kecamatan Cilongok atau
sekitar 25 kilometer arah barat Kota Purwokerto. Curug Cipendok kini
berkembang menjadi alternatif wisata alam di Banyumas selain wisata alam
di Baturaden dengan bentuk nuansa panorama alam yang sangat asri dan
menawan. Untuk mencapai Curug Cipendok, tidaklah sulit sebab jalan
menuju lokasi sudah diaspal. Tak jauh dari lokasi, juga terdapat Gunung
Selamet yang melekat pada kultur budaya masyarakat setempat.
Curug Cipendok menjadi daya tarik
tersendiri, karena lingkungan alamnya masih betul-betul alami. Kesunyian
juga masih sangat terasa, sebab belum banyak pelancong yang datang
menikmati keindahan alam di Desa Karangtengah, Kecamatan Cilongok
tersebut. Antara Curug Cipendok dengan tempat parkir mobil masih
tersisa sekitar 500 meter. Namun jangan khawatir, perjalanan 500 meter
jalan dari pintu masuk menuju curug tidak bakal membuat bosan. Justru
sebaliknya, perjalanan tersebut membuat pengunjung dibawa memasuki alam
yang masih asri. Dengan jalan yang naik turun, wisatawan yang datang
akan disambut dengan suara-suara serangga khas hutan tropis. Dan sebelum
sampai Curug Cipendok pengunjung akan mendengar suara gemuruh seperti
hujan lebat. dan itulah suara air terjun yang turun dari ketinggian
hampir 100 meter tersebut. Udara dingin ditambah dengan titik-titik air
membuat suasana damai dan tenang.
Di Area wisata Cipendok juga dilengkapi dengan fasilitas: Cottage, outbond, jogging & jungle tracking serta Bumi perkemahan.
Indonesia Itu Apa? Nusantara Itu Apa?
Indonesia itu tanah airku, negaraku tercinta. Terletak di 95 derajat bujur timur sampai 141 derajat bujur timur 6 derajat lintang utara sampai 11 derajat lintang selatan
pulau paling barat Pulau We paling timur Papua paling utara Miangas paling selatan Rote
lambang negaraku Garuda, bendera negaraku Merah Putih, lagu kebangsaanku Indonesia Raya, negaraku diberi julukan negeri zambrut khatulistiwa.
pulau paling barat Pulau We paling timur Papua paling utara Miangas paling selatan Rote
lambang negaraku Garuda, bendera negaraku Merah Putih, lagu kebangsaanku Indonesia Raya, negaraku diberi julukan negeri zambrut khatulistiwa.
Nusantara, secara etimologi, kata ”nusantara” tersusun dari dua kata,
”nusa” dan ”antara”. Jika dikupas dari kata per kata, kata ”nusa” dalam
bahasa Sanskerta berarti pulau atau kepulauan. Sedangkan dalam bahasa
Latin, kata ”nusa” berasal dari dari kata nesos yang berarti
semenanjung, bahkan suatu bangsa. maka kata ”nusa” juga mempunyai
kesamaan arti dengan kata nation dalam bahasa Inggris yang berarti
bangsa. Dari sini bisa ditafsirkan bahwa kata ”nusa” dapat memiliki dua
arti, yaitu kepulauan dan bangsa.
Kata kedua yaitu ”antara” memiliki padanan dalam bahasa Latin, in dan terra yang berarti antara atau dalam suatu kelompok. ”Antara” juga mempunyai makna yang sama dengan kata inter dalam bahasa Inggris yang berarti antar (antara) dan relasi. Sedangkan dalam bahasa Sanskerta, kata ”antara” dapat diartikan sebagai laut, seberang, atau luar (sebagaimana pemaknaan dalam Sumpah Palapa Patih Gadjah Mada di Kerajaan Majapahit). Dari sini bisa ditafsirkan bahwa kata ”antara” mempunyai makna, yaitu antar (antara), relasi, seberang, dan laut.
Dari penjabaran di atas, penggabungan kata ”nusa” dan ”antara” menjadi kata ”nusantara” dapat diartikan sebagai kepulauan yang dipisahkan oleh laut atau bangsa-bangsa yang dipisahkan oleh laut. Arti dari pernyataan pertama dapat merujuk pada keseluruhan wilayah di dunia. Sedangkan pernyataan kedua dapat berarti bangsa-bangsa (yang kini telah bersulih menjadi negara-negara) di seluruh dunia. Pernyataan kedua juga dapat dikembangkan lagi, yaitu kata ”nusantara” mempunyai persamaan dengan kata ”internasional” (international) yang jika dikupas dari kata per kata menjadi inter atau antara atau laut dan nation atau bangsa. Sehingga kata ”internasional” (international) dapat bermakna bangsa-bangsa yang terpisah oleh laut atau dapat pula berarti relasi antara bangsa-bangsa di seluruh dunia.
Kata kedua yaitu ”antara” memiliki padanan dalam bahasa Latin, in dan terra yang berarti antara atau dalam suatu kelompok. ”Antara” juga mempunyai makna yang sama dengan kata inter dalam bahasa Inggris yang berarti antar (antara) dan relasi. Sedangkan dalam bahasa Sanskerta, kata ”antara” dapat diartikan sebagai laut, seberang, atau luar (sebagaimana pemaknaan dalam Sumpah Palapa Patih Gadjah Mada di Kerajaan Majapahit). Dari sini bisa ditafsirkan bahwa kata ”antara” mempunyai makna, yaitu antar (antara), relasi, seberang, dan laut.
Dari penjabaran di atas, penggabungan kata ”nusa” dan ”antara” menjadi kata ”nusantara” dapat diartikan sebagai kepulauan yang dipisahkan oleh laut atau bangsa-bangsa yang dipisahkan oleh laut. Arti dari pernyataan pertama dapat merujuk pada keseluruhan wilayah di dunia. Sedangkan pernyataan kedua dapat berarti bangsa-bangsa (yang kini telah bersulih menjadi negara-negara) di seluruh dunia. Pernyataan kedua juga dapat dikembangkan lagi, yaitu kata ”nusantara” mempunyai persamaan dengan kata ”internasional” (international) yang jika dikupas dari kata per kata menjadi inter atau antara atau laut dan nation atau bangsa. Sehingga kata ”internasional” (international) dapat bermakna bangsa-bangsa yang terpisah oleh laut atau dapat pula berarti relasi antara bangsa-bangsa di seluruh dunia.
Sumber: Wikipedia
INDONESIA ITU NEGARA AGRARIS
Sekedar mengingatkan sejarah bangsa Indonesia, bahwa kita negara agraris yg hidup dari hasil alam kita. Di masa lampau masyarakat kita bahkan masyarakat dunia memulai suatu peradaban yg maju melalui hasil pertanian. Bermula dari berburu dan mengumpulkan makanan hingga akhirnya bercocok tanam. Kemudian akhirnya dari no maden hingga akhirnya menetap, dan menciptakan suatu peradaban akhirnya terciptalah suatu tatanan negara yang besar hingga saat ini. Semua itu berawal dari bercocok tanam!
Kembali ke masa lalu pada jaman kerajaan Nusantara dimana kerajaan yang paling terkenal saat itu adalah Kerajaan Majapahit. Kerajaan tersebut bertahan lebih dari 200 tahun lamanya apa yang membuat mereka begitu terkenal karena berhasil menguasai seluruh Nusantara di bawah panji Majapahit? Mereka membangun masyarakat agraris sebagai sumber dari penghasilan mereka. Kerajaan Majapahit berhasil membuat surplus dalam bidang pertanian komoditas utama mereka adalah beras. Selain berhasil menghidupi masyarakat, hasil pertanian beras juga menjadi komoditas ekspor yang mana pada saat itu merupakan komoditas Internasional. Berangkat dari situ mereka bisa memajukan armada perang mereka dan membeli barang-barang mewah dari luar negeri. Bayangkan! betapa hebat hasil pertanian kita saat itu.
Maju selangkah lagi setelah masa kerajaan Nusantara mulai mengalami kemunduran, kemudian di era kedatangan bangsa Eropa ke Indonesia, berawal dari penjelajahan bangsa Eropa yang kemudian menemukan Indonesia. Kembali kita lihat yang membuat mereka tertarik untuk menguasai negeri kita adalah hasil pertanian. Awal mula mereka berdagang lama-lama mereka memiliki keinginan untuk menguasai. Kemudian bangsa kita dipaksa untuk bekerja dan hasil pertanian kita diambil oleh para penjajah untuk memakmurkan negeri mereka. Coba perhatikan bahwa betapa hebatnya hasil pertanian negeri kita ini hingga bisa menghidupi bangsa lain.
Dan akhirnya kita bisa merdeka tapi nyatanya sekarang kita kembali ke masa prasejarah. Mundur. Perekonomian kita sekarang layaknya berburu dan mengumpulkan makanan. Pemerintah memaksa kita untuk berburu makan ditempat-tempat yang menyediakan lapangan kerja kemudian kita kumpulkan makanan itu untuk investasi kita kelak. Dalam proses berburu dan mengumpulkan makanan tidak semua orang dapat menikmati hasilnya toh masih banyak orang yang tidak mendapat pekerjaan. Untuk menyikapinya pemerintah memberikan bantuan dana melalui lembaga jasa keuangan perbankan yang kebanyakan merupakan bank-bank swasta dengan keuntungan dari hasil pinjaman dimiliki oleh pihak swasta. Melalui sistem seperti ini bukannya malah menguntungkan negara tapi malah menguntungkan pihak swasta. Kita di dorong untuk berwirausaha akan tetapi ketika seorang pengusaha berhasil “mengumpulkan makanan” toh nantinya yang untung adalah pengusaha itu sendiri. Memang dari mereka yang sukses inilah menghasilkan lapangan pekerjaan. Tapi apakah semua mendapatkan hasilnya? Mencetak pengusaha-pengusaha hebat tidaklah salah itu cukup membuat kita jadi lebih produktif tapi tidak semua orang mampu seperti itu. Kemudian ketika banyak orang mampu “membeli” kebutuhan pangan merupakan indikasi kesuksesan negara kita dalam bidang ekonomi? saya pribadi menjawab tidak! Nyatanya hasil yang diperoleh adalah kita lebih banyak mengimpor atau lebih menjadi masyarakat yang konsumtif dan akhirnya malah merugikan negara kita sendiri. Ketika negara lain mampu memproduksi barang-barang berteknologi tinggi kita cuma bisa membeli. Lebih lanjut kita mengijinkan para produsen mendirikan industrinya di negara kita ini, pada akhirnya kita hanya bergantung dari pajak yang “hanya” beberapa persen saja dari penghasilan mereka.
Efeknya kemudian dengan berdirinya berbagai macam industri-industri yang apa lagi bukan milik bangsa kita sendiri akhirnya menggerus tanah kita, kemudian lahan-lahan kita yang subur ini menjadi bangunan yang mengakibatkan banyak kerusakan alam. Lahan untuk pertanian kemudian makin sempit hingga suatu saat kita hanya bisa membeli bahan makanan dari negara yang memiliki cadangan pangan melimpah. Semoga kita tidak mengalaminya. Kita telah dijajah secara ekonomi akibat kebijakan-kebijakan yang tidak menguntungkan untuk masyarakat dan keadaan alam kita.
Indonesia itu sudah selayaknya menjadi negara agraris, kita diberikan tanah subur sumber daya alam yang melimpah itu yang seharusnya membuat kita menjadi negara kaya. Bukan berharap selalu investasi modal swasta yang hanya mengandalkan pajak. Kita harus memulai kembali kehidupan bercocok tanam, kembali membuat pertanian kita diakui dimata dunia internasional. Ekonomi kita harus mulai bertumpu kepada hasil pertanian dan kekayaan alam kita. Pemerintah harus berani menginvestasikan segala modal dan daya upaya untuk memajukan sektor pertanian barulah nantinya kita berangkat ke sektor industri. Kutipan Lirik Koes Plus “tongkat kayu dan batu jadi tanaman” ini tanah surga bung!
Mulai sekarang seharusnya pemerintah mulai berbenah, industri-industri yang ada biarlah tetap bertahan kita serap ilmu serta sumber dayanya kita bisa belajar dari itu dan yang sukses diwajibkan menyokong yang belum mampu. Kemudian konsentrasikan segala kebijakan ekonomi yang bertumpu pada bidang pertanian. Kita belum terlambat untuk berubah kita masih punya tanah yang luas di negara kepulauan kita tercinta ini. Sebelum semua tergerus oleh bangunan. Kebijakan ekonomi yang berkaitan dengan pertanian harus mampu mendorong masyarakat untuk berusaha menjadi petani-petani handal hilangkan pemikiran kuno bahwa petani itu hanya untuk kelas bawah. Mulailah berpikir JADI PETANI ITU MULIA. Nantinya akan mampu memberi makan para pengusaha-pengusaha kita, lebih jauh lagi seluruh masyarakat kita. Jika kita pikirkan bukankah dengan majunya pertanian akan memberikan efek yang jauh lebih baik? Negara tidak hanya dapat mendapat keuntungan finansial dari hasil pertanian yang bisa kita ekspor ke luar negeri, secara otomatis negara akan membuat rakyat menjadi kenyang melalui hasil pangan kita yang berlimpah. Orang yang mampu membeli akan membeli hasil pangan kita sendiri, secara tidak langsung negara memberikan keseimbangan antara ekonomi sehingga memberi efek simbiosis mutualisme, petani kita mendapat uang, orang mampu mendapat pangan. Saling menguntungkan. Lebih lanjut negara mendapatkan keuntungan melalui pengelolaan pertanian yang kemudian dapat dikembangkan kesektor-sektor strategis seperti pengembangan iptek, pertahanan, industri otomotif,dsb. milik negara kita sendiri bukan milik swasta. menjadikan negara kita milik kita bukan milik orang lain negara kita harus mampu bergantung pada kemampuan kita sendiri, jika kita kuat asing pun tak mampu menjatuhkan kita. Di masa mendatang jika kita terus mempertahankan negara kita sebagai negara agraris kita akan menjadi pusat dunia. Karena pangan adalah segalanya, tanpa pangan orang-orang tidak akan mampu menciptakan teknologi seperti sekarang ini, karena pangan kita tenang. Saya berpendapat bahwa, orang yang makmur adalah orang yang perutnya kenyang.
Walau terlambat pemerintah saat ini sudah tepat untuk mencanangkan ketahanan pangan 2014, langkah selanjutnya adalah membuat pangan menjadi surplus. Saya berharap nantinya ketika era pasar bebas tahun 2015 negara kita sudah kembali menjadi negara agraris. Kekhawatiran terbesar adalah pada masa pasar bebas kita tak mampu menjual apa-apa karena kita terlalu sering bergantung pada orang lain. Panganlah harapan terbesar kita, Kita dikaruniai Tuhan negara yang subur dan kita harus mampu mengelolanya dengan baik. Jika diperlukan Negara harus mati-matian membangun SDM dan Infrastruktur yang baik agar kita benar-benar kembali menjadi Negara Agraris.
Semoga para pemegang kekuasaan di negara kita sadar akan pentingnya pangan dalam kehidupan ekonomi kita semua, tidak hanya melulu berpikir soal uang dan uang, berebut posisi. Ingatlah Majapahit runtuh karena perebutan kekuasaan, VOC jatuh karena korupsi para petinggi mereka, dan jangan lupa pihak luar punya andil dalam hancurnya mereka. Uang penting tapi bukan segalanya. Ingat sejarah bangsa kita dulu, lihat apa yang Tuhan berikan buat Negeri kita tercinta ini, sadarkan diri kita semua untuk berdiri dengan kaki kita sendiri jadi bangsa produktif bukan bangsa konsumtif. Mungkin para pemangku kekuasaan belum sadar, tapi setidaknya kita masyarakat yang harus memulai menyadarkan mereka, kita mungkin hanya kumpulan orang biasa yang “belum” bisa mengambil keputusan. Akan tetapi suatu saat ada salah satu dari kita yang berdiri di atas selalu ingat bahwa :
INDONESIA ITU NEGARA AGRARIS
Jiwaku, Denyut jantungmu
Jiwaku, Denyut Jantungmu
Sekali lagi terbangun dipagi hari
dan mulai mengikatkan dasi
Saat datang melewati depan pintu kelas
aku berjalan dengan rasa bangga
dan mulai mengikatkan dasi
Saat datang melewati depan pintu kelas
aku berjalan dengan rasa bangga
Hembusan anggin yang melewati hari-hari seperti ini
Aku sadar dapat mendengarnya
Aku sadar dapat merasakannya
Sekarang hatiku mulai bergetar
Aku sadar ia telah datang
Jutaan bintang yang kini kemudian menghilang
Aku melihatnya
Dan Melambaikan tangan..
Aku pun bersyukur..
Sedikit tentang Chuunibyou!!
Chuunibyou (中二病), kasarnya berarti “penyakit/sindrom/gejala kelas dua
SMP”. Chuunibyou adalah suatu gejala di mana seseorang anak yang berumur
sekitar 14 tahun cenderung bersikap sok atau bersikap seolah-olah ia
memiliki kekuatan supranatural dan semacamnya. Ada juga yang bersikap
jijikan, sombong, dan bahkan meremehkan orang di sekitarnya. Sikap
seperti ini biasanya ditemukan pada anak remaja yang memasuki masa
pubertas. Namun masih ada juga orang yang sudah dewasa (SMA ke atas)
masih bersikap seperti ini.
Chuunibyou menggunakan huruf “病” (byou) yang berarti penyakit/sindrom/gejala tetapi bukan berarti benar-benar sakit ataupun gangguan jiwa. Dalam bahasa Jepang juga bisa ditulis “厨二厨“, jika di dalam bahasa Indonesia huruf “厨” bermakna alay.
Tiga Jenis Chuunibyou
Menurut buku Petunjuk Chuunibyou (中二病取扱説明書, Chuunibyou Toriatsukai Setsumei Sho) ada tiga jenis chuunibyou.
Chuunibyou menggunakan huruf “病” (byou) yang berarti penyakit/sindrom/gejala tetapi bukan berarti benar-benar sakit ataupun gangguan jiwa. Dalam bahasa Jepang juga bisa ditulis “厨二厨“, jika di dalam bahasa Indonesia huruf “厨” bermakna alay.
Tiga Jenis Chuunibyou
Menurut buku Petunjuk Chuunibyou (中二病取扱説明書, Chuunibyou Toriatsukai Setsumei Sho) ada tiga jenis chuunibyou.
- DQN (DQN系, dokyun-kei)
DQN (DQN系, dokyun-kei), yaitu cenderung berpura-pura bersikap anti-sosial atau menjadi anak nakal padahal tidak. Biasanya ia mengarang tentang cerita tawuran atau semacamnya. “DQN” bermakna “si anti-sosial” atau “si anak nakal”.
- Subkultural/Hipster
Subkultural/Hipster (サブカル系, SubCul-kei), yaitu cenderung memilih non-mainstream atau yang peminatnya sedikit agar ia merasa berbeda. Terkadang orang seperti ini jarang suka budaya sendiri, namun lebih memilih budaya luar agar dianggap keren karena berbeda minat dengan orang lain.
- Mata Iblis
Mata Iblis (邪気眼系, Jakigan-kei), yaitu cenderung merasa memiliki kekuatan supranatural. Jenis ini sering menghayal yang aneh-aneh. Untuk lebih jelas tentang yang ketiga ini, silakan tonton anime nya Chuunibyou Demo Koi ga Shitai.
Pendidikan Berkualitas untuk Generasi Emas
KOMPAS.com - Tugas pendidikan adalah mengupayakan agar
anak bisa mengenal potensi dirinya, sedangkan pendidikan berperan
memberikan fasilitas agar mereka dapat mengembangkan potensinya, baik
bidang akademik maupun potensi non-akademik, seperti seni dan olah raga.
Secara akademis, riset membuktikan bahwa setiap anak lahir dengan potensinya masing-masing. Ada kata-kata bijak menyebutkan, "Jadikan anak sesuai dengan potensinya, bukan sesuai dengan harapan orang tua."
Perlu juga dipahami, bahwa potensi itu adalah bawaan dari lahir, namun ada juga produk dari proses pendidikan. Jika anak mempunyai bakat tetapi tidak dididik dengan tepat, maka potensinya tidak akan tumbuh dan berkembang optimal. Demikian sebaliknya, jika anak tidak berbakat tetapi dipaksakan oleh guru atau orang tuanya, potensinnya pun tidak akan tumbuh dengan baik. Pasti akan ada konflik internal dalam jiwa si anak. Karena itulah, harus serasi dan seimbang antara potensi bawaan anak dengan proses pendidikannya.
Untuk dapat mengembangkan potensi tersebut, ada beberapa tahapan atau langkah harus ditempuh oleh semua pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Pertama adalah pendidikan, melalui peran sekolah harus mampu mengidentifikasikan potensi anak didiknya melalui pilihan ekstra kurikuler.
Kedua, setelah anak mengenal potensi dan bakat dirinya, maka tugas pendidikan, sekolah atau kementerian, adalah menumbuhkembangkan potensi tersebut. Karena itu, perlu adanya pembelajaran ekstrakurikuler yang efektif dan efisien sebagai upaya menumbuhkembangkan bakat dan minat anak.
Ketiga, memberi peluang anak didik untuk mengikuti perlombaan guna mengukur potensi dirinya. Apakah potensi itu sudah di level sekolah, kecamatan, kabupaten maupun tingkat nasional. Inilah yang melatarbelakangi Kemdikbud menyelenggarakan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional(FLS2N). Jadi, kegiatan ini merupakan bagian dari proses menumbukembangkan potensi anak sesuai dengan minat dan potensinya.
Kemdikbud juga terus mendukung peningkatan kualitas pembelajaran ekstra kurikuler, misalnya dengan memberikan bantuan pengadaan peralatan olah raga dan seni. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik yang belum mendapat kesempatan mengikuti ajang perlombaan tingkat nasional, dapat juga mengembangkan potensinya di sekolah. Asumsinya, jika dalam FLS2N satu provinsi diwakili hanya segelintir siswa dari 26 juta siswa SD di Indonesia, program bantuan pengadaan diharapkan dapat mencakup jauh lebih banyak siswa di sekolah.
Kemudian, perlu juga diperhatikan peningkatan kualitas guru atau pembina ekstra kurikuler. Harus menjadi perhatian, bahwa penting untuk memiliki pembina yang mempunyai bakat dan minat terhadap ektra kurikuler yang dibinanya. Jika tidak, mereka tidak akan dapat menelurkan anak-anak berpotensi unggul.
Sebagai alternatif, ada sekolah yang menyerahkan pembinaan ekstra kurikuler kepada mahasiswa perguruan tinggi yang mempunyai bakat di bidang tertentu. Sementara pada waktu ekstra kurikuler, para guru mengadakan rapat persiapan mengajar untuk minggu berikutnya.
Oleh karena pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara orang tua, unit pelayan teknis daerah (UPTD) pendidikan dasar di tingkat kecamatan, dinas kabupaten/kota, provinsi, maupun Kemdikbud, maka semua pihak tersebut hendaknya berkerja di kavlingnya masing-masing. Misalnya, kurikulum adalah tugas pemerintah pusat, sedangkan tempat belajar dan mengajar yang baik adalah tugas masing-masing sekolah dan daerah. Komponen bangsa lainnya pun harus mendukung, seperti para seniman yang turut berpartisipasi membina potensi anakdibidang seni.
Menata generasi emas
Secara historis, kebangkitan bangsa pertama kalinya digaungkan pada hari kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Lalu, lahirlah generasi yang mengisi pembangunan.
Saat ini, Indonesia akan menuju kebangkitan kedua, yaitu 100 tahun Indonesia merdeka pada tahun 2045. Inilah yang melatarbelakangi kebangkitan generasi emas. Inilah saat yang tepat bagi pendidikan untuk berperan menciptakan generasi emas Indonesia. Ini adalah momentum sangat tepat bagi para pemangku kepentingan pendidikan untuk menata dengan sebaik-baiknya pendidikan berkualitas.
Pencanangan generasi emas tahun pertama juga telah dibarengi dengan revitalisasi pendidikan karakter. Mengintegrasikan (kembali) pendidikan dan kebudayaan merupakan langkah sangat tepat, dengan harapan pendidikan akan melahirkan anak yang berbudaya sehingga jika disatukan akan serasi antara proses dan produk. Namun, dalam hal ini, budaya hendaknya tidak serta merta dimaknai secara sempit, tetapi lebih luas lagi, seperti budaya sopan santun, budaya pemanfaatan teknologi dengan bijak.
Berdasarkan hasil kajian yang mendalam, Kemdikbud sudah mengindetifikasi 18 nilai-nilai kebaikan yang akan disemaikan kepada anak didik melalui pendidikan karakter. Jika nilai-nilai ini disemaikan sedini mungkin, sejak dalam PAUD, bahkan sampai dengan pendidikan tinggi, maka diharapkan tersemailah prilaku-prilaku berkarakter dan berbudaya yang baik.
Kemdikbud juga telah menyusun dan terus-menerus melakukan evaluasi terhadap tahap-tahap grand design generasi emas Indonesia. Akan lebih sempurna hasilnya jika terdapat ada kerja sama masyarakat dan pemerintah. Bagi anak didik, jangan berpikir dirinya sebagai obyek, tetapi sebagai subyek yang berperan aktif atas dukungan dan fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah, orangtua, maupun masyarakat.
Secara akademis, riset membuktikan bahwa setiap anak lahir dengan potensinya masing-masing. Ada kata-kata bijak menyebutkan, "Jadikan anak sesuai dengan potensinya, bukan sesuai dengan harapan orang tua."
Perlu juga dipahami, bahwa potensi itu adalah bawaan dari lahir, namun ada juga produk dari proses pendidikan. Jika anak mempunyai bakat tetapi tidak dididik dengan tepat, maka potensinya tidak akan tumbuh dan berkembang optimal. Demikian sebaliknya, jika anak tidak berbakat tetapi dipaksakan oleh guru atau orang tuanya, potensinnya pun tidak akan tumbuh dengan baik. Pasti akan ada konflik internal dalam jiwa si anak. Karena itulah, harus serasi dan seimbang antara potensi bawaan anak dengan proses pendidikannya.
Untuk dapat mengembangkan potensi tersebut, ada beberapa tahapan atau langkah harus ditempuh oleh semua pemangku kepentingan, termasuk Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud). Pertama adalah pendidikan, melalui peran sekolah harus mampu mengidentifikasikan potensi anak didiknya melalui pilihan ekstra kurikuler.
Kedua, setelah anak mengenal potensi dan bakat dirinya, maka tugas pendidikan, sekolah atau kementerian, adalah menumbuhkembangkan potensi tersebut. Karena itu, perlu adanya pembelajaran ekstrakurikuler yang efektif dan efisien sebagai upaya menumbuhkembangkan bakat dan minat anak.
Ketiga, memberi peluang anak didik untuk mengikuti perlombaan guna mengukur potensi dirinya. Apakah potensi itu sudah di level sekolah, kecamatan, kabupaten maupun tingkat nasional. Inilah yang melatarbelakangi Kemdikbud menyelenggarakan Festival dan Lomba Seni Siswa Nasional(FLS2N). Jadi, kegiatan ini merupakan bagian dari proses menumbukembangkan potensi anak sesuai dengan minat dan potensinya.
Kemdikbud juga terus mendukung peningkatan kualitas pembelajaran ekstra kurikuler, misalnya dengan memberikan bantuan pengadaan peralatan olah raga dan seni. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik yang belum mendapat kesempatan mengikuti ajang perlombaan tingkat nasional, dapat juga mengembangkan potensinya di sekolah. Asumsinya, jika dalam FLS2N satu provinsi diwakili hanya segelintir siswa dari 26 juta siswa SD di Indonesia, program bantuan pengadaan diharapkan dapat mencakup jauh lebih banyak siswa di sekolah.
Kemudian, perlu juga diperhatikan peningkatan kualitas guru atau pembina ekstra kurikuler. Harus menjadi perhatian, bahwa penting untuk memiliki pembina yang mempunyai bakat dan minat terhadap ektra kurikuler yang dibinanya. Jika tidak, mereka tidak akan dapat menelurkan anak-anak berpotensi unggul.
Sebagai alternatif, ada sekolah yang menyerahkan pembinaan ekstra kurikuler kepada mahasiswa perguruan tinggi yang mempunyai bakat di bidang tertentu. Sementara pada waktu ekstra kurikuler, para guru mengadakan rapat persiapan mengajar untuk minggu berikutnya.
Oleh karena pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara orang tua, unit pelayan teknis daerah (UPTD) pendidikan dasar di tingkat kecamatan, dinas kabupaten/kota, provinsi, maupun Kemdikbud, maka semua pihak tersebut hendaknya berkerja di kavlingnya masing-masing. Misalnya, kurikulum adalah tugas pemerintah pusat, sedangkan tempat belajar dan mengajar yang baik adalah tugas masing-masing sekolah dan daerah. Komponen bangsa lainnya pun harus mendukung, seperti para seniman yang turut berpartisipasi membina potensi anakdibidang seni.
Menata generasi emas
Secara historis, kebangkitan bangsa pertama kalinya digaungkan pada hari kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Lalu, lahirlah generasi yang mengisi pembangunan.
Saat ini, Indonesia akan menuju kebangkitan kedua, yaitu 100 tahun Indonesia merdeka pada tahun 2045. Inilah yang melatarbelakangi kebangkitan generasi emas. Inilah saat yang tepat bagi pendidikan untuk berperan menciptakan generasi emas Indonesia. Ini adalah momentum sangat tepat bagi para pemangku kepentingan pendidikan untuk menata dengan sebaik-baiknya pendidikan berkualitas.
Pencanangan generasi emas tahun pertama juga telah dibarengi dengan revitalisasi pendidikan karakter. Mengintegrasikan (kembali) pendidikan dan kebudayaan merupakan langkah sangat tepat, dengan harapan pendidikan akan melahirkan anak yang berbudaya sehingga jika disatukan akan serasi antara proses dan produk. Namun, dalam hal ini, budaya hendaknya tidak serta merta dimaknai secara sempit, tetapi lebih luas lagi, seperti budaya sopan santun, budaya pemanfaatan teknologi dengan bijak.
Berdasarkan hasil kajian yang mendalam, Kemdikbud sudah mengindetifikasi 18 nilai-nilai kebaikan yang akan disemaikan kepada anak didik melalui pendidikan karakter. Jika nilai-nilai ini disemaikan sedini mungkin, sejak dalam PAUD, bahkan sampai dengan pendidikan tinggi, maka diharapkan tersemailah prilaku-prilaku berkarakter dan berbudaya yang baik.
Kemdikbud juga telah menyusun dan terus-menerus melakukan evaluasi terhadap tahap-tahap grand design generasi emas Indonesia. Akan lebih sempurna hasilnya jika terdapat ada kerja sama masyarakat dan pemerintah. Bagi anak didik, jangan berpikir dirinya sebagai obyek, tetapi sebagai subyek yang berperan aktif atas dukungan dan fasilitas yang telah disediakan oleh pemerintah, orangtua, maupun masyarakat.
Keterampilan Berbahasa
Keterampilan Berbahasa
I. Pengertian Keterampilan Berbahasa
Menurut Hoetomo MA (2005:531-532) terampil adalah cakap dalam menyelesaikan tugas, mampu dan cekatan. Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. atau kecakapan yang disyaratkan. Dalam pengertian luas, jelas bahwa setiap cara yang digunakan untuk mengembangkan manusia, bermutu dan memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sebagaimana diisyaratkan (Suparno, 2001:27).
II. Jenis – Jenis Keterampilan Berbahasa
Sehubungan dengan penggunaan
bahasa, terdapat empat keterampilan dasar bahasa, yaitu mendengarkan
(menyimak), berbicara, membaca, dan menulis.
1. Keterampilan Menyimak
Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu kompleksnya proses pemmerolehan keterampilan mendengar tersebut. Berikut ini secara singkat disajikan disekripsi mengenai aspek-aspek yang terkait dalam upaya belajar memahami apa yang kita sajikan dalam bahasa kedua.
Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat reseftif. Dengan demikian di sini berarti bukan sekedar mendengarkan bunyi-bunyi bahasa melainkan sekaligus memahaminya. Dalam bahasa pertama (bahasa ibu), kita memperoleh keterampilan mendengarkan melalui proses yang tidak kita sadari sehingga kitapun tidak menyadari begitu kompleksnya proses pemmerolehan keterampilan mendengar tersebut. Berikut ini secara singkat disajikan disekripsi mengenai aspek-aspek yang terkait dalam upaya belajar memahami apa yang kita sajikan dalam bahasa kedua.
Ada dua jenis situasi dalam mendengarkan yaitu situasi mendengarkan secara interaktif dan situasi mendengarkan secara non interaktif. Mendengarkan secara interaktif terjadi dalam percakapan tatap muka dan percakapan di telepon atau yang sejenis dengan itu. Dalam mendengarkan jenis ini kita secara bergantuan melakukan aktivitas mendengarkan dan memperoleh penjelsan, meminta lawan bicara mengulang apa yang diucapkan olehnya atau mungkin memintanya berbicara agak lebih lambat. Kemudian contoh situasi-situasi mendengarkan noninteraktif, yaitu mendengarkan radio, TV, dan film, khotbah atau mendengarkan dalam acara-acara seremonial. Dalam situasi mendengarkan nonietraktif tersebut, kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta pembicaraan diperlambat.
Berikut ini adalah keterampilan-keterampilan mikro yang terlibat ketika kita berupaya untuk memahami apa yang kita dengar, yaitu pendengar harus;
- Menyimpan/mengingat unsur bahasa yang didengar menggunakan daya ingat jangka pendek (short term memory).
- Berupaya membedakan bunti-bunyi yang yang membedakan arti dalam bahasa target.
- Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan dan nada, warna suara dan intinasi, menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata.
- Membedakan dan memahami arti dari kata-kata yang didengar.
- Mengenal bentuk-bentuk kata yang khusus (typical word-order patterns)
2. Keterampilan Berbicara
Kemudian sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantuan anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat memintal lawan berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian ada pula situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.
Kemudian sehubungan dengan keterampilan berbicara secara garis besar ada tiga jenis situasi berbicara, yaitu interaktif, semiaktif, dan noninteraktif. Situasi-situasi berbicara interaktif, misalnya percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya pergantuan anatara berbicara dan mendengarkan, dan juga memungkinkan kita meminta klarifikasi, pengulangan atau kiat dapat memintal lawan berbicara, memperlambat tempo bicara dari lawan bicara. Kemudian ada pula situasi berbicara yang semiaktif, misalnya dalam berpidato di hadapan umum secara langsung. Dalam situasi ini, audiens memang tidak dapat melakukan interupsi terhadap pembicaraan, namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka. Beberapa situasi berbicara dapat dikatakan bersifat noninteraktif, misalnya berpidato melalui radio atau televisi.
Berikut ini beberapa keterampilan mikro yang harus dimiliki dalam berbicara, dimana permbicara harus dapat;
- Mengucapkan bunyi-bunyi yang berbeda secara jelas sehingga pendengar dapat membedakannya.
- Menggunakan tekanan dan nada serta intonasu secara jelas dan tepat sehingga pendengar daoat memahami apa yang diucapkan pembicara.
- Menggunakan bentuk-bentuk kata, urutan kata, serta pilihan kata yang tepat.
- Menggunakan register aau ragam bahasa yang sesuai terhadap situasi komunikasi termasuk sesuai ditinjau dari hubungan antar pembicara dan pendengar.
- Berupaya agar kalimat-kalimat untama jelas bagi pendengar.
3. Keterampilan Membaca
Membaca adalah keterampilan reseptif bahasa tulis. Keterampilan membaca dapat dikembangkan secara tersendiri, terpisah dari keterampilan mendengar dan berbicara. Tetapi, pada masyarakat yang memilki tradisi lireasi yang telah berkembang, seringkali keterampilan membaca dikembangkan secara terintergrasi dengan keterampilan menyimak dan berbicara.
Keterampilan-keterampilan mikro yang terkait dengan proses membaca yang harus dimiliki oleh pembicara adalah; Keterampilan Berbahasa
- Mengenal sistem tulisan yang digunakan.
- Mengenal kosakata.
- Menentukan kata-kata kunci yang mngindentifikasikan topik dan gagasan utama.
- Menentukan makna kata-kata, termasuk kosakata split, dari konteks tertulis.
- Mengenal kelas kata gramatikal, kata benda, kata sifat, dan sebagainya.
4. Keterampilan Menulis
Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Menulis adalah keterampilan produktif dengan menggunakan tulisan. Menulis dapat dikatakan suatu keterampilan berbahasa yang paling rumit di antara jenis-jenis keterampilan berbahasa lainnya. Ini karena menulis bukanlah sekedar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat, melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur.
Berikut ini keterampilan-keterampilan mikro yang diperlukan dalam menulis.
- Menggunakan ortografi dengan benar, termasuk di sini penggunaan ejaan.
- Memilih kata yang tepat.
- Menggunakan bentuk kata dengan benar.
- Mengurutkan kata-kata dengan benar.
- Menggunakan struktur kalimat yang tepat dan jelas bagi pembaca.
5. Keterampilan Menulis
Keterampilan
menulis adalah kemampuan yang dimiliki seseorang dalam bidang tulis
menulis sehingga tenaga potensial dalam menulis. Keterampilan menulis
untuk saat sekarang telah menjadi rebutan dan setiap orang berusaha
untuk dapat berperan dalam dunia menulis. Banyak orang berusaha
meningkatkan keterampilan menulisnya dengan harapan dapat menjadi
penulis handal. Keterampilan Berbahasa
Seperti diketahui, menulis itu adalah sebuah keterampilan sehingga dapat dilatih sedemikia rupa meningkatkan kemampuan tersebut. Dalam dunia penulisan, pengetian keterampilan menulis seringkali menjadi sesuatu yang bias sehingga banyak yang tidak memahami pengertian yang sesungguhnya. Hal ini banyak dibuktikan dari kenyataan banyak yang menganggap bahwa menulis itu ditentukan karena bakat.
Apakah benar, kemampuan menulis itu ditentukan oleh bakat? Jika ditelaah pengertian bakat, setidaknya secara sederhana anda dapat mengatakan bahwa bakat adalah kemampuan yang dimiliki dan dibawa seseorang sejak lahir. Padahal sebenarnya pengertian keterampilan menulis itu adalah keterampilan itu sendiri. Artinya, seseorang mempunyai kemampuan menulis karena dia terampil. Sementara untuk dapat terampil dalam menulis, maka dia harus melakukannya secara langsung atau melatih dirinya sehingga terampil. Dengan demikian pengertian keterampilan menulis adalah kemampuan yang didapat dan dimiliki oleh seseorang setelah melalui proses pelatihan secara itens, khusus dalam bidang menulis. Dengan mengikuti pelatihan atau berlatih secara itens, maka seseorang dapat terampil menulis.
Sumber: http://www.sarjanaku.com/2011/08/keterampilan-berbahasa.html
Langganan:
Postingan (Atom)
1 komentar: